Pages

Kamis, 23 Desember 2010

Come Back

Welcome back to my life :)

Yayyyy! Liburan liburan liburan! Lagi berharap supaya liburan kali ini nggak membosankan.
Kalo liburan hawanya pengen buka blog, then make some posts. Tapi setelah udah buka blog, terus malah nggak tahu harus posting apa.

Ohya, sepertinya liburan kali ini bakal beda dari liburan-liburan semesteran sebelumnya, liburan kali ini kayaknya bakalan capek banget, gara-gara latihan buat PENSI. Tapi nggakpapa deh, daripada di rumah terus, bosen pasti. At least, jadi punya kegiatan selama liburan.

Jadwal liburan? I dont have any. Hmm pengen buat jadwal liburan sih supaya tertata gitu dan gak wasting time doang selama liburan, tapi males juga, biarlah liburan ini mengalir seperti air, berharap mendapat pengalaman baru, bisa lebih fresh ngadepin jam ke-0, jam ke-9, sama TO TO, maklum udah kelas 9. Well, ternyata pusing juga jadi anak kelas 9, banyak tugas, banyak kegiatan, banyak mikir. Jadi pengen cepet-cepet lulus. Pengen cepet-cepet selesai UN dan dapet hasil yang maksimal (amin).

And this post ends up being non sense... biasanya juga gitu sih.

Rabu, 22 Desember 2010

Fakta tentang Alay, Jejemon, dan Leet

"Apaan sih kamu alay banget"
"Dihhhh, alay banget sih blognya" 

Nah pasti udah gak asing kan sama kalimat-kalimat di atas? Tahu kan tentang trend alay yang lagi berkembang? Mau cerita dikit nih, ternyata trend alay itu nggak hanya ada di Indonesia, tetapi tersebar di berbagai negara lainnya di dunia. Jadi, kesimpulannya trend alay itu mendunia. That's the most important fact ever, folks! Well, ternyata kalo di luar negeri itu orang alay disebut JEJEMON (khusus di Filiphina kayaknya), tapi selain di Filiphina, negara lain juga ada orang alaynya. Di belahan dunia lain orang alay disebut 1337 (baca : leet). Bagaimana ciri-ciri mereka? Nah, ini dia, Check it out and compare !


A. Alay (4laY)

According to wikipedia: (or Anak Layangan or Anak Lebay) is a pop culture phenomenon in Indonesia. It is a stereotype describing something “tacky” and “cheesy” (norak or kampungan, in Indonesian). The Alay culture phenomena spans over a wide array of styles in music, dress, and messaging. It has often been compared to that of the Jejemon phenomenon originating from the Philippines and Harajuku from Japan. Although the former emerged much later and the latter admired in the west.

  • Alay diartikan "anak kampung", karena anak kampung yang rata-rata berambut merah dan berkulit sawo gelap karena kebanyakan main layangan. Alay itu sok EMO tapi ditanya sejarahnya emo ga tau dan sok pengen 'gaul' mau ngikutin tren yang sekarang tapi terlalu LEBAY (cth: nge-mix baju ga kira kira ; baju ijo,celana kotak kotak,sepatu merah,kacamata biru!)
  • Dimana mana SELALU ada acara yg namanya 'putu putu narziz' (entah itu di track sepeda,WC,mobil, kamar,stasiun ,angkot,dll) dan fotonya ga nahan smua! (dengan gaya di imut imutin,dideketin lampu biar 'terang bgt',foto deket bgt dari wajah *biar jeleknya ga keliatan*,foto dari atas *biar kelihatan keren kali ya*,dll. pokoknya yang bisa bikin ENEG semua orang).
  • Menganggap dirinya eksis di friendster atau Facebook atau Mulktiply (kalo comments banyak itu berarti anak gaul jadi lomba banyak-banyakan comment) *please deh ga bgt! emang kenapa coba kalo commentnya banyak?dapet rekor muri ya?
  • Kata /singkatan selalu diakhiri huruf z/s (cth : nama adalah talitra,dbuat jadi : talz. nama adalah niken,dibuat jadi qens..dsb!) dan sering sok imut dan sok eksis!Ini nih contoh kata-kata alay:
  1. Aku tau menjadi q tWo (ha? dua? apanya yang dua?)
  2. I love you menjadi i LoUphH yOuuU
  3. Terima kasih sebelumnya (thanks before) menjadi tHx b'4
  4. Dalam hatiku (in my hearth) menjadi iN m3Ye heArd (meye meye?)
  5. Cukup sekian untuk alay, untuk ciri-ciri lainnya, pasti kalian tahu sendiri.



B. Jejemon (j3j3mOn)

According to wikipedia: Jejemon is a pop culture phenomenon in the Philiphines . According to the Urban Dictionary. Jejemon is a person "who has managed to subvert the English language to the point of incomprehensibility. The Philippine Daily Inquirer describes Jejemons as a "new breed of hipster who have developed not only their own language and written text but also their own sub-culture and fashion.

Jejemon adalah generasi modern dari kelompok hipster yg mengembangkan gaya menulis baru dan juga menciptakan style berpakian. Dengan kata lain Jejemon sebuah subculture baru.
Tidak jauh berbeda dengan bahasa alay, remaja di Filipina menggunakan bahasa jejemon untuk berkomunikasi lewat jejaring sosial dan pesan pendek. Sebutan jejemon sendiri diambil dari kata Jeje dan Pokemon.

Remaja di Filipina menggunakan kata Jeje sebagai tanda tertawa bahagia (kayaknya tertawa jahat deh, bukan bahagia, jejeje) jika menulis SMS atau di jejaring sosial. Sedangkan akhiran mon merupakan suku kata terakhir dari Pokemon, monster imut yang pernah tayang di salah satu stasiun televisi.

Jejemon juga sering menngunakan angka untuk menulis huruf, misalnya saja 1 untukI, 4 untuk A, 3 untuk E, dll. (kayak bahasa alay lah pokoknya)
Ini nih contoh kata-katanya:- hello menjadi elllow, 4llow,h3lloOW - oh please menjadi oH puhlEaeZz (ha? pules? apa mules?) - I love you menjadilAbqCkyOuHh (bahasa planet mana hayo?) - I miss you menjadi iMiszqcKyuH (bingung, sumpah) -Hello, what are you doing menjadi woWOw44lov3r6894 : 30W poWhzZZZzzZ.... 4no poWhZZZzzzzZ g4w4 niYo !?!?! uuuu (masya Allah, istighfar, nyebut-_-)

Jejemon sendiri tidak memiliki aturan yang baku.Setiap pengguna jejemon diperbolehkan untuk memodifikasi semenarik mungkin dalam mengubah kata-kata yang sudah baku. Menariknya, meski tidak ada aturan yang jelas,semua pengguna jejemon selalu mengerti kata-kata yang mereka buat itu. Nah, jika di Indonesia masalah alay tidak jadi isu penting, di Filipina justru jejemon menjadi isu nasional.

Menteri Pendidikan Filipina Mona Valisno mengatakan, jejemon perlu dilawan karena dapat memandulkan kemampuan remaja Filipina dalam berbahasa Inggris yang baik dan benar.Menurut Mona Valisno, di era globalisasi seperti ini dapat berbahasa Inggris dengan baik adalah investasi yang baik untuk masa depan. “Menggunakan bahasa Inggris dengan salah itu sangat tidak baik. Yang saya pedulikan adalah mereka mengerti bagaimana berbahasa Inggris yang baik. Ini buat kebaikan mereka sendiri,” ujar Mona Valisno. Launder Pojas,siswa salah satu sekolah menengah atas di Manila, mengaku heran dengan sikap pemerintah Filipina yang geram akan populernya jejemon.

Meski ditentang oleh pemerintah, remaja jejemon makin percaya diri sebab dukungan yang mereka terima justru datang dari Gereja Katolik di Filipina. Joey Baylon, yang mengepalai Catholic Bishop’s Conference of the Philippines,mendukung remaja jejemon. Menurutnya, jejemon adalah bentuk kemerdekaan berekspresi. “Bahasa itu hanya bentuk ekspresi dan pengalaman. Yang paling penting adalah nilai-nilai yang ada di belakang bahasa itu,” ujar Joey Baylon.


C. Leet (1337)

According Mrs. Wikipedia : also known as eleet or leetspeak, is an alternative alphabet for the English language that is used primarily on the Internet. It uses various combinations of ASCII characters to replace Latinate letters. For example, leet spellings of the word leet include 1337 and l33t; eleet may be spelled 31337 or 3l33t. The term leet is derived from the word elite. The leet alphabet is a specialized form of symbolic writing. Leet may also be considered a substitution cipher, although many dialects or linguistic varieties exist in different online communities. The term leet is also used as an adjective to describe formidable prowess or accomplishment, especially in the fields of online gaming and in its original usage, computer hacking.

1337 digunakan untuk computer hacking atau bahasa sandi para online gamers. Pernah dengar istilah "1337 Supa Haxor?" Kalau belum artinya adalah "Leet Super Hacker" atau "Hacker Super Berbahasa Leet".

Leet berasal dari kata elite yang menurut saya suatu gambaran yang memang dimiliki oleh hacker dimana mereka bukanlah seorang elite yang berdasi dan memiliki ruang kantor yang luas, rumah mewah pakaian classy dan uang yang banyak, tetapi mereka-mereka inilah yang membuat teknologi digital menjadi mungkin. Dengan caranya sendiri yang mampu memecahkan berbagai problem di dunia digital, mulai dari membangun, sampai pada pendeteksian kelemahan (vulnerability) sebuah sistem inilah yang membuat mereka menjadi sosok-sosok elite yang terkadang keberadaannya tidak diketahui oleh siapapun juga, anonymous, humble, and low profile. itulah mereka.

Leet lebih rumit daripada bahasa Alay dan lebih sulit dibaca. Alay hanya mengganti huruf dengan nomor atau simbol, seperti A menjadi 4, kalau leet, A bisa menjadi A, /\,@,/-\,^, aye, ∂. ci. λ, Z.
Leet bukanlah ciphertext atau kode yang telah diacak. Namun, banyak orang masih mengira demikian karena penggunaan leet yang berlebihan dapat membuat leet sangat sulit untuk dibaca.
Contoh : |-|_||_E. siapa yang mengira kalau kata tersebut adalah rule? So, be careful.


Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4475172 dan browsing di internet. (google, wikipedia, blog walking)


Well, itulah bedanya alay, jejemon, dan leet. Sebenernya post ini hanya untuk berbagi pengetahuan dan wawasan kok, bukan untuk merendahkan orang lain, aku juga pernah alay kok haha :)

"No hard feelings, it's just self reminder."

Kamis, 05 Agustus 2010

Terima Kasih

Susah ya mengucapkan kata "terima kasih"? Walaupun merupakan kata yang sepele, tapi sangat berguna dan bermanfaat. Ayo, ucapkan kata "TERIMA KASIH" pada siapa saja yang telah membantu kita. Terima kasih :)

Kata terima kasih dalam berbagai bahasa:

Inggris : thank you
Italia : grazie
Belanda : dank u
Georgia : madloba
Yunani : sas ef̱charisto
Jepang : arigato  
Hindi : dhanyavada
Latin : gratias
Spanyol : gracias
Turki : teşekkür ederim

Selasa, 22 Juni 2010

Life is a choice, isn't it?

Hi, ceritanya aku mau sok jadi filsuf nih. Jadi aku habis baca buku yang menurut aku recommended deh. Nah judul bukunya itu Setengah Isi Setengah Kosong yang ditulis Parlindungan Marapaung. Tumben kaaan aku baca buku beginian, hehe. Jadi di buku itu ada pembahasan tentang memaknai pilihan. This post is not going to review the whole package of the book, kok. Jadi aku cuma mau bahas tentang memilih...jodoh.... Nah salah satu petikan dari buku itu yang menurut aku bagus, yaitu:

"Hidup adalah pilihan, demikian kata pepatah-pepatah kuno. Tidak mengherankan, karena kita sebenarnya dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus diputuskan, cepat atau lambat. Memaknai setiap “lemparan batu” pun merupakan sebuah pilihan. Hingga pilihan yang tidak kalah pentingnya adalah mau menjadi manusia berguna atau tidak, sebab salah satu anugerah besar yang diberikan Sang Pencipta kepada manusia adalah The Power of Choice (Kekuatan untuk memilih)."

Hmm..terus intinya apa ya? Jadi menurut aku semua yang kita lakukan dalam hidup itu adalah pilihan kita, iya sih ada banyak hal yang mendasari dan mempengaruhi dalam memilih sesuatu. Sebagai manusia kita gak bisa egois terus memilih apapun sesuka kita tanpa memikirkan sekeliling. Jadi intinya hidup itu emang pilihan, dan semua pilihan itu harus bisa kita pertanggungjawabkan.

Hargailah

Respect what people say. Well, being a respectful person isn't that hard. ya, I know sometimes we think that some people aren't capable to talk about something and that makes us underestimate them. But please, we don't know maybe they have their own point of view about those issues.

“Janganlah lihat siapa yang mengatakan, tapi dengarlah apa yang ia katakan”

Kalimat yang sederhana tetapi sangat bermanfaat.Banyak orang, baik secara tidak sadar atau bahkan dengan penuh kesadaran telah menyepelekan perkataan orang lain. Padahal, apabila kita berada di posisi orang yang disepelekan pasti akan kecewa dan tersinggung. Nah, umumnya, orang-orang yang menyepelekan kata-kata orang lain itu selalu merasa dirinya paling benar, berkuasa, dan paling cerdas. Padahal, tanpa mereka sadari, kata-kata yang disepelekan itu merupakan ide-ide brilliant yang sangat bermanfaat. Maka dari itu, hargailah setiap perkataan orang lain!

Underestimate people will not make you look great, folks :)