Pages

Kamis, 19 Mei 2011

Unpretty?

Who says?

God gives us everything, but sometimes, we do not really realize it. Yeah, we never realize how gorgeous, pretty, and beautiful we are. We only focus on our imperfection. Yes, we are not perfect. We are not flawless. But we are pretty in our own way.  So... No matter what people say, if you think you are pretty, you will be pretty. Just the way you are.

And come on, folks...
The most important thing is being pretty inside. Because your heart will open the world...clearly


"You can buy your hair if it won’t grow
You can fix your nose if he says so
You can buy all the make-up that M.A.C. can make
But if you can’t look inside you
Find out who am I to
Be in a position to make me feel so damn unpretty" glee-unpretty

Rabu, 18 Mei 2011

Reading is still my hobby

Inget gak dulu waktu jaman SD suka ada temen muterin buku mereka, terus kita disuruh untuk isi biodata lengkap di buku itu? Jadi ada nama lengkap, mafa (makanan favorit), mifa (minuman favorit), hobi, dan lain-lain. Waktu itu aku selalu tulis hobiku adalah membaca. Well, ada beberapa alasan aku tulis membaca sebagai hobi, alasan utama adalah aku gak punya referensi lain tentang hobi... haha gak ding. Jadi, dulu aku memang suka baca, terutama baca majalah bobo. But then, semakin tua semakin malas baca. Nah tapi akhir-akhir ini aku tertarik banget sama benda yang namanya buku, dari majalah, komik, buku pengetahuan , buku pelajaran "Target No 1 Lulus UN SMP"(secara bentar lagi UN) dan yang paling utama adalah novel.


Berhubung akhir-akhir ini banyak temen yang suka nge-pump, aku jadi sering main ke mall. Dan berhubung aku nggak suka nge-pump (terutama karena faktor biaya dan tidak punya keahlian) aku malah jadi sering mampir ke toko buku di mall, alhasil semakin sukalah baca buku. Nah, kesimpulan dari postingan kali ini adalah hobiku kembali, yes, my hobby comes back. Setelah sekian lama aku bosen sama yang namanya membaca. Yeah, i'm addicted again now.

"A book is corpse of an idea" -Eric Van Der Steen

Selasa, 03 Mei 2011

Standard - one of Indonesia’s Global Brands

What pen do YOU usually use? if you’re a STANDARD user, then be proud, because STANDARD is one of Indonesia’s Global Brands that is internationally used.


Variety of STANDARD pen

Originally founded as a trading company in 1962, the Standard Pen Manufacturing Company started supplying writing instrument refills to the Indonesian domestic market in 1969. In 1985, the company was incorporated and became PT Merpati Mahkota Sarana (PT MMS) whilst maintaining its brand name of STANDARD. In that same year, the founder of the company, Dr C S Jung, became the President Director and his son, Megusdyan Susanto, became the Chief Executive Officer. The company’s future developments and successes were sealed with the launching of STANDARD brand products, early in 1986.

The year of 1994 saw the founding of the US branch of STANDARD. The cooperation between the two countries led to a new product awareness in other countries including Canada, USA and Mexico. A rapid increase in business followed and a healthy percentage of Standard’s total sales are now accounted for in exported goods.
In the year  of 2004, PT MMS entered into an agreement to handle product distribution for a leading French stationery producer. More and more companies are realizing that the Indonesian market has vast potential and many Indonesian consumers are seeking products of international quality. PT MMS is the perfect partner for international companies needing a vast and well established local distribution and sales network which is essential for success in the Indonesian market.

At the 2003 PaperWorld trade fair in Frankfurt, Germany, STANDARD revealed its newest and most unique ink technology to date. G’soft is the latest in oil-based gel ink technology and it has captured the attention of some of the world’s largest pen manufacturing companies. The fact that the “big names” in world stationery manufacturing are interested in PT MMS, and their products, proves that PT MMS is a world-class innovator.
PT MMS is truly a serious supplier of quality writing instruments to the world.  this company maintains strong and loyal export bases in the USA, Japan, South East Asia, Indo-China, Europe, Scandinavia and Australia.


Sabtu, 19 Februari 2011

Kondisi Hutang Indonesia

Oleh Febri Ardianto ( yang baru saja diangkat menjadi salah satu contributor GNFI), Pelajar Surabaya yang mendalami jurusan penerbangan.

Baru-baru ini kita dikejutkan oleh berita mengenai besarnya hutang Indonesia. Jumlahnya tak tanggung-tanggung. Hingga mencapai Rp.1.667 trilyun (sekitar $ 163 milyar). Banyak orang menyalahkan pemerintah kita. Hm..sekarang coba kita berpikir secara lebih luas….Untuk mengerti lebih dalam, kita harus tahu mengenai GDP (gross Domestic Product). GDP secara garis besar, menurut Wikipedia, adalah salah satu cara untuk mengetahui keadaan ekonomi suatu Negara.GDP adalah Nilai yang didapatkan dari semua perdagangan produk dan jasa yang dilakukan Negara tersebut dalam satu tahun. Nah,..dengan kata lain, GDP adalah penghasilan suatu Negara.

Sebagai Negara berkembang, Indonesia tentu saja memiliki hutang. Lagian juga, Negara mana sih yang tidak punya hutang? Pasti beberapa dari kita berpikir Amerika Serikat dan Jepang, sebagai Negara yang ekonominya terbesar pertama dan kedua di dunia, tidak memiliki hutang. Hm…coba kita pikir lagi..

Jika anda mencari informasi di Wikipedia, anda akan menemukan fakta bahkan Amerika Serikat sendiri memiliki hutang pada tahun 2007. Bahkan Amerika Serikat menduduki rangking ke22 di dunia dalam hal peringkat Negara yang memiliki perbandingan hutang berbanding GDP tertinggi di dunia. AS memiliki hutang 65 % dari GDP nasional mereka. Pada tanggal 7 Mei 2009, total hutang Amerika Serikat adalah US$11 trilyun. Ini sama saja 80% dari GDP mereka. Nah, jadi istilahnya, kamu punya penghasilan 1juta dolar, tapi kamu hutang 800.000. Cukup mencengangkan bukan?? Bahkan, Pemerintah AS menperkirakan pada tahun 2010 hutang AS akan meningkat menjadi 97% dari GDP.

Nah, Sekarang mari kita lihat Jepang. Menurut data OECD (Organitation for Economic Cooperation and Development).Jepang memiliki ratio hutang berbanding GDP adalah 180%.Bahkan pada tahun 2008, akibat krisis ekonomi, Jepang memiliki ratio hutang berbanding GDP adalah 259% dari GDP. Wow!Jadi analoginya, penghasilan kita 1 juta rupiah perbulan, tapi kita punya hutang 2.590.000!! Saya sendiri cukup kaget dengan fakta ini. Tidak ada yang tahu tentang ini sebelumnya.


Nah, Sekarang bagaimana dengan Indonesia? Seperti yang kita ketahui, bahwa Indonesia sudah membayar semua hutang Indonesia pada IMF tahun 2006, Walaupun sebenarnya Indonesia boleh saja melunasinya sampai tahun 2010. Nah, karena kita membayarnya 4 tahun lebih awal, Kita bisa menyimpan dana US$500,000(yang seharusnya untuk bunga hutang) untuk keperluan lain. Asal anda tahu, sejak zaman reformasi, ratio hutang Indonesia dengan GDP mengalami penurunan scara drastic. Selama tahun 2000, Hutang Indonesia 80% dari GDP, tahun 2004, 54,6%. Untuk Tahun 2005, 46,8%. Tahun 2006, 37,5%. Dan akhirnya para tahun 2008, hutang Indonesia 34,7% dari GDP. Jadi bisa dikatakan, kamu punya penghasilan, 1 juta perbulan, tapi hutang kamu Cuma 347.000.Hm..cukup menarik bukan??

Nah, menurut anda, Negara mana sih yang memiliki peluang paling besar untuk membayar semua hutangnya? Nah, Menteri Ekonomo Indonesia memperkirakan hutang Indonesia sekitar 32% dari GDP. Dan juga berkata, Indonesia memiliki US$51,06 billiun dari perdagangan valas. Jadi andai kata jika pemerintah Indonesia bangkrut, Negara ini masih bisa membayar semua produk yang kita impor dan hutang luar negeri kita sampai 4,7 bulan kedepannya..

Sumber artikel
Sumber gambar

Rabu, 26 Januari 2011

Waktu Tidak Menunggumu





Pernah berharap dunia kembali ke masa lalu? aku pernah, most of the time. Padahal, dulu waktu masih kecil, aku sering banget berharap supaya cepet gede, cepet dewasa, dan bla bla bla. Tapi sekarang? Beda! Sekarang malah aku sering banget berharap supaya bisa memutar waktu, bisa jadi anak kecil lagi, bisa jadi malaikat kecil tanpa dosa. Hmm, bayangin aja gimana rasanya jadi anak kecil, masa-masa jadi anak kecil itu jarang stress, nggak kayak sekarang.

Yah, balik ke dunia nyata, bentar lagi aku lulus dan masuk SMA! Gimana ya rasanya jadi anak SMA? Jujur aja, aku bingung dan belum siap masuk SMA. Kenapa oh kenapa? ya karena aku masih bingung mau SMA mana, galau harus milih SMA mana, masih childish, pemikiranku masih murni pemikiran anak SMP dan kadang malah masih kayak anak SD. Tapi mau gimana lagi? Aku udah kelas 9, walaupun belum siap, tapi kan waktu masih tetap berjalan, bumi terus berotasi dan berevolusi, jam masih terus berdenting, serta hari pasti terus berganti. Semua nggak bisa mundur, karena waktu itu bergerak maju bukan mundur, perhitungan tahun itu bertambah bukan berkurang, jadi aku nggak bisa memungkiri kalo bentar lagi aku bakalan masuk SMA.

Sebenernya masa – masa SMP juga biasa biasa aja sih, nggak ada yang spesial-spesial banget, masa-masa yang ada senengnya dan pasti juga ada sedihnya, tapi pasti tetep ada moment spesial yang buat aku seneng dan bangga sama masa SMP. Jadi, aku nggak siap jadi anak SMA bukan karena semata mata karena aku nggak mau ninggalin masa SMP, tapi karena aku rasa aku belum dewasa, masih memiliki sifat egois khas anak kecil, masih suka iri sama banyak orang. Jadi intinya, aku harus berbenah diri dulu sebelum resmi jadi anak SMA. Berharap masa SMA lebih baik dari masa SMP. Pengen bertransformasi, tapi nggak mau jadi orang lain. Bingung kan? Sama, aku juga bingung. 

Inti dari semuanya adalah waktu itu nggak bisa diputar, waktu bergerak maju. Waktu itu nggak kayak music player yang bisa di stop, pause atau play. Waktu nggak bisa di shuffle, repeat, atau skip. waktu cuma bisa di forward, dan yang paling penting adalah waktu tidak pernah menunggumu bergerak.

 So, keep moving forward!